Kel 1:8-14,22,
Mzm 124:1-3,4-6,7-8,
Mat 10:34-11:1
Mzm 124:1-3,4-6,7-8,
Mat 10:34-11:1
Bacaan Injil : Mat. 10:34–11:1
”Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.
Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.”
Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.
Renungan
Orang yang tidak mengenal Yesus melihat salib sebagai kemalangan yang menyedihkan dan harus dihindari. Salib sebagai lambang penderitaan dan kematian harus dijauhi karena menyusahkan saja. Sebaliknya, Yesus menuntut para murid-Nya untuk siap memikul salib demi sebuah nilai kehidupan. Yesus sendiri telah memberi teladan ini. Ia tidak melarikan diri dari salib-Nya. Kalau setiap penderitaan adalah kemalangan, itu berarti Yesus adalah manusia yang paling malang, karena telah menerima salib demi dosa-dosa manusia. Derita yang diterima Yesus tidak sia-sia, dan bukan kemalangan, melainkan jalan rahmat yang membawa kehidupan dan kemenagan bagi anak-anak Allah.
Kita hendaknya meneladan Yesus, berani dan ikhlas memikul salib sebagai komitmen hidup anak-anak Allah. Penderitaan dan maut merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan hidup, agar dengannya iman manusia dimurnikan dan berkembang dalam penyerahan diri kepada Allah, sebagai anak-anak Allah. Selalu ada jalan dan kekuatan bagi orang yang memiliki komitmen. Yakinlah, dibalik “kalvari” kemuliaan menanti kita.
Sumber:
Renungan Harian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar